Kapolda Metro Tekankan Empati kepada Pamapta: Garda Terdepan Pelayanan PublikKapolda Metro Tekankan Empati kepada Pamapta: Garda Terdepan Pelayanan Publik

Kapolda Metro Tekankan Empati kepada Pamapta

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri, menegaskan pentingnya rasa empati dalam setiap tindakan anggota polisi, khususnya bagi personel Pamapta yang menjadi garda terdepan pelayanan publik. Pesan ini disampaikan saat Asep memberikan pembinaan kepada 393 personel Pamapta dari jajaran Polres, Polsek, hingga Polda Metro Jaya.

Kapolda Metro Tekankan Empati Sebagai Wajah Kepolisian

Menurut Asep, Pamapta adalah wajah pertama kepolisian yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Mereka menjadi ujung tombak dalam menangani berbagai situasi darurat — mulai dari laporan kejahatan, kebakaran, hingga gangguan keamanan.

“Pamapta adalah etalase pelayanan publik kepolisian. Mereka yang pertama kali dilihat dan diandalkan oleh masyarakat,” ujar Asep melalui Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi, Sabtu (25/10/2025).

Ade Ary menjelaskan, Pamapta tidak sekadar petugas piket. Begitu laporan masuk, mereka wajib segera menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP), memasang garis polisi, menenangkan warga, serta berkoordinasi dengan unit lain seperti Reserse, Lalu Lintas, dan Samapta.

Tugas dan Peran Pamapta

Dalam situasi darurat seperti kebakaran, Pamapta juga harus berkoordinasi dengan penyidik dan tim Laboratorium Forensik (Labfor) agar proses olah TKP berjalan sesuai prosedur. Mereka turut memastikan situasi aman dan tidak menimbulkan kemacetan di sekitar lokasi.

Selain itu, Pamapta juga rutin melakukan patroli dialogis di jam-jam rawan. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan analisis data kriminalitas agar pencegahan tindak kejahatan bisa lebih efektif.

“Pamapta harus berkomunikasi dengan masyarakat, melakukan patroli dialogis, dan menjadi figur yang menenangkan,” jelas Ade Ary.

Empati sebagai Nilai Utama

Kapolda Metro menekankan bahwa empati adalah modal utama seorang Pamapta. Masyarakat yang datang ke kantor polisi, baik untuk melapor kehilangan, meminta bantuan, maupun mencari perlindungan, harus dilayani dengan ketulusan.

“Setiap warga yang datang itu harus dianggap seperti saudara kita sendiri,” tegas Ade Ary, menirukan pesan Kapolda Metro Jaya.

Dengan pendekatan empati, diharapkan masyarakat tidak hanya merasa aman tetapi juga percaya bahwa polisi hadir untuk melindungi dan membantu mereka.

Komitmen Meningkatkan Kepercayaan Publik

Kapolda Metro Jaya berkomitmen agar seluruh jajarannya selalu hadir di tengah masyarakat dan memahami kesulitan yang mereka alami. Ia menegaskan bahwa tugas kepolisian bukan sekadar menegakkan hukum, tetapi juga memberikan rasa aman dan kepedulian sosial.

“Kita wajib membantu dan merespons kesulitan masyarakat. Inilah bentuk nyata pelayanan terbaik kepolisian,” ujar Ade Ary menandaskan.

Dengan pendekatan empati yang ditekankan Kapolda Metro Jaya, diharapkan Pamapta dapat menjadi simbol pelayanan humanis kepolisian — menciptakan hubungan yang lebih dekat antara aparat dan masyarakat.